MANUSIA DAN HARAPAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan atas
kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan anugrahnya kepada
saya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dengan
sebaik-baiknya.
Tugas
ini saya susun karena untuk memenuhi penilaian dalam mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar dibidang softskill, dangan tema “Manusia dan Keindahan”. Tugas ini
ditunjang dengan menggunakan referensi dari buku dan sumber-sumber yang sudah
paham tentang tema tersebut.
Pada
akhirnya saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisa dan belum
mengerti dengan cara bahasa yang kurang pasif dan efektif, serta penulisan yang
belum tentu bener, maka dari itu mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar besarnya atas
penulisannya. Saya minta keritik dan saran dari para pembaca, karena penulisan
masih belum sempurna.
Saya
mengucapkan terimakasih banyak dan
semoga bacaan yang saya tulis bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk penulis.
Bekasi, April 2014
Penulis
(Ramadhafi Dita.G.W)
1
Pengertian Harapan
Setiap manusia pasti memiliki harapan, jika manusia yang tanpa harapan maka
manusia itu mati dalam hidup, orang yang akan meninggalpun pasti masih memiliki
harapan biasanya pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapn tersebut tergantung
pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Misalnya
seseorang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk
membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi
buah ketawaan bagi orang banyak, atau orang itu seperti pribahasa “si pungguk
merindukan bulan”.
Berhasil atau tidaknya suatu
harapantergantung kepada usaha orang yang mempunyaiharapan. Contohnya seorang
mahasiswa mengharapkan mendapat nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi
dianya sendiri tidak ada usaha, tidak pernah hadir jam kuliah, ia menghadapi
ujian dengan santai, bagai mana mahasiswa tersebuat dapat memperoleh nilai A,
luluspun mungkin sangat suliat atau bisa sampai tidak lulus.
Harapan harus berdasarkan
kepercayaan,baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepada Allah.s.w.t. jika
harapan ingin terwujud maka harus giat berusaha. Manusia wajib berusaha dan
berdoa, karena harapan akan terwujud dengan doa dan kesungguhan dari manusianya
sendiri.
2
Nilai-nilai Budaya
sebagai Tolak Ukur Harapan
Di dalam hasil budaya yang berupa hasil sastra dapat dihayati adanya
kandungan nilai budaya tersebut diangkat oleh pengubah/penulisnya, sebagai
temuan sebagai gagasan utama, maka hasil sastra itu pada hakikatnya memantapkan
harapan masyarakat yang ide-idenya “terwakili” dalam hasil sastra
tersebut. Nilai kejuangan yang dijadikan tolak ukur dan yang selanjutnya
diharapkan agar dimiliki oleh calon warga masyarakat diantaranya ialah kesetiaan,
kesungguhan, pengutamaan untuk mengabdi pada tugas, pemberian nilai kepada
setiap jenis pekerjaan, disiplin, dan watak pejuang.
Nilai-nilai
kejuangan,kerumahtanggaan,dan kemandirian kaum wanita yang diharapkan dalam
kebudayaan tersebut,didalam hasil sastra jawa diberi istilah sebagai berikut :
1.mantep,tenan,taberi
(mantap,serius,dan tekun)
2.Patitis(teliti,
cermat)
3.Satuhu (Setia)
4.nasiti,ngati-ati,merak
ati (berencana,berhati-hati,menarik)
5.mawa dengan lawan
watara (penuh perhitungan)
6.mantep suci ing
kalbu (mantap dan berhati suci)
7.dan sebagainya
Demikianlah antara lain dari hasil
sastra jawa dapat diteruskan sejumlah harapan yang dijadikan tolak ukur bagi
usaha untuk menemukan kebahagiaan dalam kehidupan.
3
Apa Sebab Manusia
Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya
manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam
suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota
masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah
– tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik /
jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup
berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat,
keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak
manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai
kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah
kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan
kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)
Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui linkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
4
PENGERTIAN DOA.
Menurut bahasa do'a berasal dari
kata "da'a" artinya memanggil.Sedangkan menurut istilah syara'
do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan 1 (Esa).
Adapun lafadz do'a
yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti
firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat
dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat
demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau
Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka,
sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak
dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau
seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang
yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat
mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta
pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at
Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang
semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti
firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada
penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia
meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy
berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada
selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan
antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah
(permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi
tiga:
a) Permintaan yang
ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red.
vbaitullah)
b) Permintaan yang
ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan
permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau
tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang
ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa
dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau
membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk
ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah,
karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan
sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan
dari azab-Nya.
5
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata
percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal
– hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada
beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
v Ia tidak percaya pada
diri sendiri.
v Saya tidak percaya ia
berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
v Bagaimana juga kita
harus percaya kepada pemerintah.
v Kita harus percaya
akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
v Dengan contoh
berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan
itu adalah kebenaran.
6
Opini.
Harapan
adalah suatu keinginan dari diri seorang manusia. Pastinya setiap manusia
memiliki harapan dari diri karena harpan adalah keinginan untuk bisa,
mempunyai, serta mampu. Harapan akan terwujud dengan doan dan kesungguhan jadi
jika kita mempunyai harapan selayaknya kita bersungguh-sungguh dan kerja keras
serta diiringi dengan doa agar harapan yang kita inginkan dapat terwujud dengan
kepastia bukan yang selalu kita khayalkan.
Daftar
Pustaka.
Joko
Tri Prasetya,dkk,2013.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:Rineka
Cipta.
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20106/bab11-manusia_dan_harapan.pdf+&cd.
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20106/bab11-manusia_dan_harapan.pdf+&cd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar