Jumat, 09 Mei 2014

MANUSIA DAN HARAPAN

MANUSIA DAN HARAPAN

KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan anugrahnya kepada saya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dengan sebaik-baiknya.
            Tugas ini saya susun karena untuk memenuhi penilaian dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dibidang softskill, dangan tema “Manusia dan Keindahan”. Tugas ini ditunjang dengan menggunakan referensi dari buku dan sumber-sumber yang sudah paham tentang tema tersebut.
            Pada akhirnya saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisa dan belum mengerti dengan cara bahasa yang kurang pasif dan efektif, serta penulisan yang belum tentu bener, maka dari itu mohon dibukakan  pintu maaf yang sebesar besarnya atas penulisannya. Saya minta keritik dan saran dari para pembaca, karena penulisan masih belum sempurna.
            Saya mengucapkan terimakasih  banyak dan semoga bacaan yang saya tulis bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk penulis.

Bekasi, April 2014
 Penulis

(Ramadhafi Dita.G.W)




                1        Pengertian Harapan

            Setiap manusia pasti memiliki harapan, jika manusia yang tanpa harapan maka manusia itu mati dalam hidup, orang yang akan meninggalpun pasti masih memiliki harapan biasanya pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapn tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Misalnya seseorang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah ketawaan bagi orang banyak, atau orang itu seperti pribahasa “si pungguk merindukan bulan”.
            Berhasil atau tidaknya suatu harapantergantung kepada usaha orang yang mempunyaiharapan. Contohnya seorang mahasiswa mengharapkan mendapat nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi dianya sendiri tidak ada usaha, tidak pernah hadir jam kuliah, ia menghadapi ujian dengan santai, bagai mana mahasiswa tersebuat dapat memperoleh nilai A, luluspun mungkin sangat suliat atau bisa sampai tidak lulus.
            Harapan harus berdasarkan kepercayaan,baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepada Allah.s.w.t. jika harapan ingin terwujud maka harus giat berusaha. Manusia wajib berusaha dan berdoa, karena harapan akan terwujud dengan doa dan kesungguhan dari manusianya sendiri.

                2        Nilai-nilai Budaya sebagai Tolak Ukur Harapan

            Di dalam hasil budaya yang berupa hasil sastra dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya tersebut diangkat oleh pengubah/penulisnya, sebagai temuan sebagai gagasan utama, maka hasil sastra itu pada hakikatnya memantapkan harapan masyarakat yang ide-idenya “terwakili” dalam hasil sastra tersebut.  Nilai kejuangan yang dijadikan tolak ukur dan yang selanjutnya diharapkan agar dimiliki oleh calon warga masyarakat diantaranya ialah kesetiaan, kesungguhan, pengutamaan untuk mengabdi pada tugas, pemberian nilai kepada setiap jenis pekerjaan, disiplin, dan watak pejuang.
            Nilai-nilai kejuangan,kerumahtanggaan,dan kemandirian kaum wanita yang diharapkan dalam kebudayaan tersebut,didalam hasil sastra jawa diberi istilah sebagai berikut :
1.mantep,tenan,taberi (mantap,serius,dan tekun)
2.Patitis(teliti, cermat)
3.Satuhu (Setia)
4.nasiti,ngati-ati,merak ati (berencana,berhati-hati,menarik)
5.mawa dengan lawan watara (penuh perhitungan)
6.mantep suci ing kalbu (mantap dan berhati suci)
7.dan sebagainya
            Demikianlah antara lain dari hasil sastra jawa dapat diteruskan sejumlah harapan yang dijadikan tolak ukur bagi usaha untuk menemukan kebahagiaan dalam kehidupan.

                3        Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?

            Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
            Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
            Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
            Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui linkungan (status)
e)      Perwujudan cita – cita (self actualization)

                 4        PENGERTIAN DOA.

            Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil.Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan 1 (Esa).
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
            Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
            Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

                5        Kepercayaan

            Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
v  Ia tidak percaya pada diri sendiri.
v  Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
v  Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
v  Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
v  Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

                6        Opini.

            Harapan adalah suatu keinginan dari diri seorang manusia. Pastinya setiap manusia memiliki harapan dari diri karena harpan adalah keinginan untuk bisa, mempunyai, serta mampu. Harapan akan terwujud dengan doan dan kesungguhan jadi jika kita mempunyai harapan selayaknya kita bersungguh-sungguh dan kerja keras serta diiringi dengan doa agar harapan yang kita inginkan dapat terwujud dengan kepastia bukan yang selalu kita khayalkan.

  Daftar Pustaka.                 
Joko Tri Prasetya,dkk,2013.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:Rineka Cipta.
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20106/bab11-manusia_dan_harapan.pdf+&cd.

Jumat, 02 Mei 2014

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan anugrahnya kepada saya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dengan sebaik-baiknya.
            Tugas ini saya susun karena untuk memenuhi penilaian dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dibidang softskill, dangan tema “Manusia dan Tanggung Jawab”. Tugas ini ditunjang dengan menggunakan referensi dari buku dan sumber-sumber yang sudah paham tentang tema tersebut.
            Pada akhirnya saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisa dan belum mengerti dengan cara bahasa yang kurang pasif dan efektif, serta penulisan yang belum tentu bener, maka dari itu mohon dibukakan  pintu maaf yang sebesar besarnya atas penulisannya. Saya minta keritik dan saran dari para pembaca, karena penulisan masih belum sempurna.
            Saya mengucapkan terimakasih  banyak dan semoga bacaan yang saya tulis bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk penulis.

Bekasi, April 2014
 Penulis

(Ramadhafi Dita.G.W)




MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB 



1.    Makna Tanggung Jawab.

            Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah, tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan tanggung jawab ini lang yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
            Tanggung jawab juga dapat sebagai kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan sesadaran akan kewajiban.
            Tanggung jawab dalam kamus umum bahasa indonesia adalah, seadaaan wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadara manusia akan tingkah laku atau perbuata yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga dapat berarti sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban dan dengan semua kesalahan yang dia buat dan kan melakukan tanggung jawab. Tanggung jawab banyak macamnya yaitu sebagai berikut.


2.    Macam-Macam Tanggung Jawab

1.    Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri.
            Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.

2.    Tanggung Jawab Terhadap Keluarga.
               Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

3.    Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat.
                Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.

4.     Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
            Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.

5.     Tanggung Jawab terhadap Tuhan
            Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap. Sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.


3.    Contoh Tanggung Jawab

   3.1.    Terhadap diri sendiri
             Misalnya sebagai seorang pelajar kita haruslah mengerti dan menyadari posisi kita untuk senantiasa belajar dan mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan penuh dedikasi, karena hal-hal seperti itulah yang akan mempengaruhi kesuksesan kita sendiri pada akhirnya. Hal-hal tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang lain, karena yang menentukan jalan hidup kita, masa depan kita adalah kita sendiri.

3.2.        Terhadap keluarga
          Misalnya seorang anak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya untuk selalu menjaga dan melindungi nama baik keluarganya setiap saat dengan cara bertindak dan berperilaku dengan sopan dan santun sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat dan tidak melanggar aturan-aturan tersebut.

3.3.        Terhadap bangsa dan Negara
          Dalam bermasyarakat untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama maka diadakannya kegiatan berbangsa dan bernegara. Dimana masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk Negara yakni menjaga persatuan dan kesatuan Negara dengan mengikuti hokum dan tata tertib bernagsa dan bernegara yang diterapkan di Negara tersebut.

3.4.        Terhadap Tuhan
          Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan di dunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.


4.    Makna Tanggung Jawab
           Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.

            Anda seorang mahasiswa kewajiban anda adalah belajar. Bila anda belajar maka hal itu berarti anda telah memenuhi kewajiban anda. Berarti pula anda telah bertanggung jawab atas kewajiban anda. Bagaimana kegiatan belajar anda itulah kadar pertanggung jawaban anda. Anda malas belajar, dan anda sadar akan hal itu. Tetapi anda tetap tidakmau belajar dengan alas an capek,segan dan lain-lain. Padahal anda menghadapi ujian itu berarti bahwa anda tidak memenuhi kewajiban anda berarti pula anda tidak bertanggung jawab.


·         Opini

            Dari berberapa pembahasan diatas, dapat saya tarik kesimpulan bahwa tanggu jawab itu adalah suatu perbuatan yang sayang terpuji karena tanggung jawab itu sebuah keberanian dan kebenaran untuk diri sendiri. Tanggung jawab dapat dicontohkan seperti ada anak kecil yang kita nakali hingga dia terjatuh hingga berdarah dan seharusnya kita harus bertanggung jawab dan jangan melarikan diri karena itu adalah salah satu kesalahan kita jadi wajiblah kita yang bertanggung jawab. Oleh karena itu tanggung jawa memiliki makna yang sangat luas. Seperti halnya kita mendapat tugas dan dipercayakan untuk mengerjakannya jika kita maka kita wajib mengerjakannya karena itu adalah sebuah tanggung jawab yang diberikan pada kita untuk mengerjakan tugasnya, jika kita tidak mengerjakannya maka kita tidak dapat menjalakan tanggung jawab yang diberikan pada kita. Itulah contoh-contoh tanggung jawab yang ada dalam kehidupan kita. Pokoknya kita harus wajib bertanggung jawab atas semua berbuatan dan yang dipercayakan pada kita karena tanggung jawab sebuah keberanian pada diri kita.




Daftar Pustaka

Joko Tri Prasetya,dkk.2013.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:Rineka Cipta
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-tanggung-jawab.html

MANUSIA DAN KEADILAN

MANUSIA DAN KEADILAN

KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan anugrahnya kepada saya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dengan sebaik-baiknya.
            Tugas ini saya susun karena untuk memenuhi penilaian dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dibidang softskill, dangan tema “Manusia dan Keadilan”. Tugas ini ditunjang dengan menggunakan referensi dari buku dan sumber-sumber yang sudah paham tentang tema tersebut.
            Pada akhirnya saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisa dan belum mengerti dengan cara bahasa yang kurang pasif dan efektif, serta penulisan yang belum tentu bener, maka dari itu mohon dibukakan  pintu maaf yang sebesar besarnya atas penulisannya. Saya minta keritik dan saran dari para pembaca, karena penulisan masih belum sempurna.
            Saya mengucapkan terimakasih  banyak dan semoga bacaan yang saya tulis bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk penulis.

Bekasi, April 2014
 Penulis

(Ramadhafi Dita.G.W)







v  Manusia
                Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
            Manusia atau Orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis  manusia diklasifikasikan  sebagai Homo Sapiens (Manusia yang Tahu), sebuah sapiens primata dari golongan mamalia ang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal rohani manusia dijelaskan dengan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana dalam Agama dimengerti dalam hubungannya dengan ketuhanan. Mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakan majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta tolong menolong. Penggolongan manusia yang paling utama asalah berdasarkan jenis kelaminnya sedara ilmiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan anak dewasa dikenal sebagai pria. Sedangkan anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa dikenal sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda atau pemudi, dewasa, dan orang tua. Selain itu banyak penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri fisik, warna kulit, rambut, mata, bentuk hidung, tinggi bandan, dan agama kepercayaan.

v  Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
·         NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
·         ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
·         UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
·         SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
·         KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
·         I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
·         OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
·         ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
·         PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

v  PENGERTIAN KEADILAN

            Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
Contoh Keadilan:
Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.

·         KEADILAN SOSIAL
            Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5  Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.      Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.      Pemerataan pembagian pendapatan.
4.      Pemerataan kesempatan kerja.
5.      Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan  kaum wanita.
7.      Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.      Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

·         BERBAGAI MACAM KEADILAN
a)   Keadilan Legal atau Keadilan Moral
            Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b)   Keadilan Distributif
            Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
c)   Komutatif
            Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
            Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.

·         KEJUJURAN
            Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

·         KECURANGAN
            Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1.      Aspek ekonomi
2.      Aspek kebudayaan
3.      Aspek peradaban
4.      Aspek tenik
            Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.

·         PEMULIHAN NAMA BAIK
            Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

·         PEMBALASAN
            Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.


v  MANUSIA DAN KEADILAN

            Pengertian Keadilan, Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

HAL-HAL POSITIF YANG DAPAT DITERAPKAN SEHARI-HARI KARENA RINGKASAN INI:
1. Menjadikan kita manusia yang lebih beradab dengan mematuhi norma-norma
2. Mengajarkan agar kita dapat bersikap adil dan tidak membedabedakan
3. Menjadikan kita menjadi manusia yang jujur
4. Saling menghormati antara umat beragama lainnya
5. Menjauhkan diri dari rasa pilih kasih
HAL-HAL NEGATIF YANG HARUS DIJAUHI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KARENA RINGKASAN INI :
1. Jangan melakukan perbuatan korupsi, baik dalam skala kecil maupun besar
2. Jangan pernah mengambil hak milik orang lain berperilakulah sportif dalam apapun
3. Jangan memilih-milih teman walaupun berbeda suku, ras, dan agama
4. Jangan mengambil hak orang lain yang bukan milik kita
5. Jauhkan diri dari sikap sombong

Daftar Pustaka.
Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma.

Surin, Bachtiar, Terjemah dan Tafsir Al Qur’an, Huruf Arab dan Latin, Fa, Sumatra, 19787.

Suyadi, MP, Drs, Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U-T, 1984-1985,I.

Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.
Yasin, HB, Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45, Gunung Agung, Jakarta, 1978.

WahyuPrakosa.staff.gunadarma.ac.id bab7-manusia_dan_keadilan.pdf

http://ashar-rumi.blogspot.com/2012/01/tugas-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html