Manusia dan Keindahan
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan
atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan anugrahnya
kepada saya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dengan
sebaik-baiknya.
Tugas ini saya susun karena untuk
memenuhi penilaian dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dibidang softskill, dangan
tema “Manusia dan Keindahan”. Tugas ini ditunjang dengan menggunakan referensi
dari buku dan sumber-sumber yang sudah paham tentang tema tersebut.
Pada akhirnya saya menyadari bahwa
masih ada kekurangan dalam penulisa dan belum mengerti dengan cara bahasa yang
kurang pasif dan efektif, serta penulisan yang belum tentu bener, maka dari itu
mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar
besarnya atas penulisannya. Saya minta keritik dan saran dari para pembaca,
karena penulisan masih belum sempurna.
Saya mengucapkan terimakasih banyak dan semoga bacaan yang saya tulis bisa
bermanfaat untuk pembaca dan untuk penulis.
Bekasi, April 2014
Penulis
(Ramadhafi Dita.G.W)
v Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah mahluk yang luar
biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk
spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika
selalu mengaktivisasikan dirinya.
Manusia
atau Orang dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau
secara campuran. Secara biologis manusia
diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens
(Manusia yang Tahu), sebuah sapiens primata dari golongan mamalia ang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal rohani manusia dijelaskan dengan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana dalam Agama dimengerti dalam
hubungannya dengan ketuhanan. Mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakan majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta tolong menolong. Penggolongan manusia
yang paling utama asalah berdasarkan jenis kelaminnya sedara ilmiah, jenis
kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda
laki-laki dikenal sebagai putra dan anak dewasa dikenal sebagai pria. Sedangkan
anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa dikenal sebagai
wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia mulai dari janin, bayi,
balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda atau pemudi, dewasa, dan orang
tua. Selain itu banyak penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri fisik, warna
kulit, rambut, mata, bentuk hidung, tinggi bandan, dan agama kepercayaan.
v Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia
menurut beberapa ahli:
·
NICOLAUS
D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
·
ABINENO
J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
·
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
·
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
·
KEES
BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
·
I
WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
·
OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
·
ERBE
SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
·
PAULA
J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
v Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang
enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai
bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah
"kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau
memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk
kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada
mata yang melihatnya.
Kata benda
Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah"
itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk
indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari
kata ὥρα, hora, yang berarti "jam."
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di
jam (waktu) yang sepatutnya.
Sebuah buah
yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda
mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil
lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios
memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
Pendapat dari Liang_Gie dalam
bukunya Garis Besar estetika (filsafat keindahan) dalam bahasa inggris
beautiful. ”Menurut cangkupan orang-orang
membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai
sebuah bentuk tertentu yang indah”. Keindahan dibedakan dari beberapa
pengertian, adalah sebagai berikut;
1.
Keindahan
dalam arti luas.
2.
Keindahan
dalam estetis murni.
3.
Keindahan
dalam terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan
juga memiliki nilai-nilainya tersendiri yaitu;
·
Nilai
estetik.
Nilai Estetik adalah nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercangkup dalam pengertian keindahan yang terdiri dari moral
ekonomik, nilai pendidikan, dan lain sebagainya.
·
Perbedaan
nilai Ekstrinsik dan Nilai Intrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagi alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya. Contohnya adalah
tari-tarian dan drama itu merupakan nilain Ekstrinsik. Sedangkan pesan yang
ingin disampaikan oleh tarian adalah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai
Intrinsik, jadi nilain Intrinsik itu adalah nilai yang terkandung dalam suatu
benda atau sarana tersebut.
Pada
umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam inderanya,
yaitu indera mata dan indera telinga atau keduanya secara serentak. Keindahan
dalam hubungannya dengan kedua macam indera itu, dibedakan atas tiga macam,
yaitu seni rupa, seni suara, dan seni pertunjukan.
·
Seni
Rupa.
Seni rupa merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata sehingga sifatnya visual. Wujudnya antara lain adalah seni bangunan, seni relief atau ukiran timbul, seni lukis, dan seni rias.
Seni rupa merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata sehingga sifatnya visual. Wujudnya antara lain adalah seni bangunan, seni relief atau ukiran timbul, seni lukis, dan seni rias.
·
Seni
Suara.
Seni suara merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera telinga sehingga sifatnya audio. Wujudnya antara lain adalah seni vocal, seni instrumental, dan seni sastra yang lisan.
Seni suara merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera telinga sehingga sifatnya audio. Wujudnya antara lain adalah seni vocal, seni instrumental, dan seni sastra yang lisan.
·
Seni
Pertunjukan.
Seni pertunjukan adalah kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata dan telinga sekaligus sehingga sifatnya audiovisual. Wujudnya antara lain adalah seni tari, seni drama, seni film.
Seni pertunjukan adalah kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata dan telinga sekaligus sehingga sifatnya audiovisual. Wujudnya antara lain adalah seni tari, seni drama, seni film.
1.
Perkembangan
Kesenian
Kesenian sebagai salah satu wujud dari karya manusia akan selalu tumbuh dan berkembang. Dalam perkembangannya, kesenian dapat dibedakan berdasarkan atas waktu, tempat, dan paham, adalah sebagai berikut :
Perkembangan kesenian atas dasar waktu.
Pada umumnya dibedakan atas tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman tengah, dan zaman modern. Perkembangan kesenian atas dasar tempat.
Perkembangan kesenian ini dapat dibedakan atas kesenian rakyat, kesenian keraton, dan kesenian kota.
Kesenian sebagai salah satu wujud dari karya manusia akan selalu tumbuh dan berkembang. Dalam perkembangannya, kesenian dapat dibedakan berdasarkan atas waktu, tempat, dan paham, adalah sebagai berikut :
Perkembangan kesenian atas dasar waktu.
Pada umumnya dibedakan atas tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman tengah, dan zaman modern. Perkembangan kesenian atas dasar tempat.
Perkembangan kesenian ini dapat dibedakan atas kesenian rakyat, kesenian keraton, dan kesenian kota.
2.
Aliran-aliran
Kesenian
Di dalalm kesenian tersirat dua aliran besar dalam penciptaan kesenian, yaitu kuno dan modern. Yang kuno masih tergantung pada alam, sedangkan yang modern berusaha menciptakan sesuatu yang baru. Seni yang masih tergantung pada alam dikenal sebagai naturalisme atau realisme, sedangkan yang ciptaan manusia disebut ekspresionisme. Kedua macam aliran kesenian tersebut dapat terlihat dengan jelas dalam bidang seni lukis dan sastra.
Di dalalm kesenian tersirat dua aliran besar dalam penciptaan kesenian, yaitu kuno dan modern. Yang kuno masih tergantung pada alam, sedangkan yang modern berusaha menciptakan sesuatu yang baru. Seni yang masih tergantung pada alam dikenal sebagai naturalisme atau realisme, sedangkan yang ciptaan manusia disebut ekspresionisme. Kedua macam aliran kesenian tersebut dapat terlihat dengan jelas dalam bidang seni lukis dan sastra.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai
niali yang sama. Abadi dan mepunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan
bersifat universal.sejak abad ke 18 penhgertian keindahan ini telah dimulai
oleh para filosofi. Keindahan dapat dibedakan sebagai suatu kuaitas abstrak dan
sebagai sebuah banda tertentu yang indah. Keindahan dalam arti abstrak murni
mencakup pengalaman abstrak seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
Ciri-ciri keindahan, menytangkut
kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan, keselarasan,
kesetangkupan, keseimbangan, pertentangan. Dari ciri-ciri itu diambil
kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari
garis warna, bentuk dan kata-kata.
Defenisi keindahan sangat luas.
Karena itu dalam abstetik modern orang lebih suka berbicara tentang
seni dan astetika. Itu merupakan gejala kongkrit yang dapat dikelan dengan pengalaman
secara emperik dan penguraian sistematik daam Al-quran Allah SWT berfirman.
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah."
Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui. Kepunyaan
Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang
Maha Kaya lagi Maha Terpuji. .(Q.SLuknan,[31]:25-26)
Bahkan manusia
adalah : bagaian alam itu sendiri, karena Ia ciptakan bermula dari apa yang ada
dialam.Allah mengatakan dalam Al-Qur`an
Dia-lah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu(Q,S. Al-Baqarah : [2] : 29).
v
Kesimpulan.
Dalam materi
ini kita dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan keindahan. Keindahan itu
banyak sekali macamnya dan seni nya dari yang diciptakan oleh Allah.S.W.T
sampai yang diciptakan oleh manusianya sendiri. Dan pada dasarnya semua
keindahan adalah suatu kenikmatan yang paling sempurna yang bisa dirasakan oleh
manusia.
v
Saran.
Penulis
mohon kritik dan saran dari para pembaca dan memperhatikan setiap bagian yang
salah.
Daftar Pustaka
1.
Jablonski,
N.G. & Chaplin, G. "Evolusi pewarnaan kulit manusia." Catatan
Teratur Evolusi Manusia 39 (2000) 57-106.
2. Robins, A.H. Perspektif
Biologis pada Pigmentasi Manusia. Cambridge:
Cambridge University Press, 1991.
3. Widyosiswoyo, Supartono.
1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
6. Notowidagdo, Rohiman. Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada. 2002
7. Whidagdo, Djoko.Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003
8. Try, Prasetio, Djoko. Ilmu Budaya
DasarMKDU. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998